Selasa, 31 Desember 2013

pendidikan indonesia



                                                                           
            Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses yang mulia. Kemuliaan itu terletak pada tujuannya yakni memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia berarti membuat manusia menjadi berfungsi sepenuhnya agar sejahtera hidup berdampingan dengan masyarakatnya baik lokal maupun global dan mampu merencanakan masa depan hidupnya yang cerah secara merdeka. Dalam menerawang nasib masa depan pendidikan di Indonesia maka kita perlu memahami dan mengamati betul apa dan bagaimana pendidikan tumbuh di hamparan bumi pertiwi ini.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indonesia ternyata telah diinsyafi oleh pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Hal itu terlihat dari pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang salah satunya berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Mencerdaskan kehidupan bangsa bermakna mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang percaya diri dalam bersaing dengan masyarakat internasional di era global ini.
Dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut secara jelas terlihat bahwa pemerintah sebagai pemangku kebijakan dengan segala wewenang dan fungsinya wajib untuk menyelenggarakan sarana dan pra sarana pendidikan bagi rakyatnya. Mencuplik salah satu kebijakan pemerintah kita adalah kebijakan pemerintah orde baru dengan idenya yang mahsyur “wajib belajar sembilan tahun”. Wajib belajar sembilan tahun yang artinya belajar hingga minimal taraf sekolah menengah pertama ini kini telah mengarah pada wajib belajar dua belas tahun.
Bukan hanya ide saja, orde baru juga gencar melakukan revolusi fisik seperti pembangunan infrastruktur sekolah dan penyeragaman buku sekolah. Ide-ide semacam itu tentunya tidak terlepas dari ciri pemerintahan orde baru yang sentralistik dan otoriter. Hingga kini kita hampir menuju pemilu untuk memilih presiden kita yang ke- 7 berbagai kebijakan berhamburan menciprati dunia pendidikan Indonesia. Namun, setelah bangsa Indonesia merdeka selama 66 tahun dan berbagai kebijakan pemerintah dicipratkan lewat berbagai undang-undang, pendidikan di Indonesia ini nyata-nyata belum mencapai apa yang dimaksudkan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu cerdasnya kehidupan bangsa. Jangankan tercapainya tujuan yang mulia itu malahan negeri ini menyabet berbagai prestasi buruk dalam kancah dunia pendidikan internasional.
            Beberapa prestasi buruk yang harusnya menampar dan menyadarkan kita semua, terutama civitas perguruan tinggi antara lain adalah kualitas guru yang rendah, prestasi siswa yang rendah, dan pengangguran terpelajar menumpuk. Persoalan pertama adalah bab guru. Data konkret dari rendahnya prestasi guru kita adalah aspek kualitas input/pengajar/guru Indonesia yang mendapat nilai E dan menempati peringkat paling akhir dari 14 negara di kawasan asia pasifik yang diteliti oleh Asian South Pasifikc Beurau of Adult Educatuion dan Global  Campaign for Education pada tahun 2005.
            Bab kedua adalah malangnya nasib anak-anak bangsa yang rendah prestasinya ketika disandingkan dengan prestasi anak-anak dari negara lain. Berdasar Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003-2004, siswa Indonesia hanya menduduki peringkat ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika. Bab ketiga adalah menumpuknya pengangguran terpelajar di Indonesia. Dari sekian melimpahnya pengangguran di Indonesia ini pada tahun 2006 ada sekitar 3 juta sarjana muda yang ikut menjadi pengangguran karena belum tertampung perusahaan. Masih banyak lagi data tentang bertaburannya prestasi buruk dunia pendidikan kita jika kita mau mencari di dunia maya maupun di buku-buku yang relevan. Namun, selain data kuantitatif tadi data kualitatif yang bisa kita amati dan rasakan sendiri tentang sumbangnya nada pendidikan Indonesia juga tak kalah banyak. Misalnya, banyak siswa terutama siswa sekolah dasar yang sedih dan bermuka muram saat berangkat sekolah tetapi bahagia dan cerah ketika mendengar bel pulang sekolah berbunyi.
Menjelang dilaksanakannya ujian akhir nasional anak-anak sekolah dasar menjinjing tas berat penuh berisi berbagai macam buku dan bekal makanan karena harus les sampai sore. Menjelang ujian akhir nasional pula tak sedikit kasus kesurupan terjadi di beberapa smp atau pun sma yang disinyalir penyebabnya adalah karena stress dan cemas menghadapi ujian nasional yang dari tahun ke tahun standar nilai kelulusannya terus dinaikan tanpa diimbangi dengan kualitas pembelajaran dan mental siswa.
Pendidikan yang seharusnya menjadi pencerahan telah menjadi tempat yang menyeramkan dengan tingkat kompetisi peringkat yang tinggi dengan mengesampingkan pemberdayaan anak didik sebagai individu. Tradisi rangking yang ada dalam sistem sekolah negeri nyata-nyata malah menumbuhkan rasa individualis yang mengkhianati nilai kebersamaan dan gotong royong sebagai salah satu nilai yang pernah dimiliki bangsa ini.
Akibatnya kebanyakan siswa lulus hanya mendapatkan ijazah saja tak lebih dari itu. Padahal pada kenyataannya ijazah hanya berguna untuk proses administrasi saja dalam mencari pekerjaan atau mendirikan lapangan kerja. Selebihnya hal yang diperlukan adalah jiwa kepemimpinan, daya kreasi, kemampuan menciptakan visi dan misi dalam hidup, kemampuan bersosialisasi dan adaptasi. Hal itu selanjutnya disebut dengan karakter dan sistem pendidikan nasional dengan berbagai kurikulumnya yang berganti-ganti belum mampu melahirkan siswa dengan karakter tadi. Alih alih menjadi tempat untuk mengembangkan potensi diri sekolah malah menjadi tempat menyeramkan bak sumber penyakit seperti stress, cemas dengan laku atau tidaknya ijazah, mendapat peringkat atau tidak dan lain sebagainya.
Jika kita telah memahami apa dan bagaimana keadaan pendidikan di negeri ini maka kita tidak bisa diam saja dan membiarkan penyakit ini terus disebarkan turun temurun. Banyak pihak bisa disalahkan terkait sumbangannya pada kebobrokan dunia pendidikan Indonesia. Namun, demi mempertimbangkan nasib generasi penerus bangsa dan juga bangsa ini sendiri maka kita harus segera bangkit dari penyakit ini dan memulai penyembuhan mulai dari yang kita bisa semaksimal mungkin.
Ide-ide untuk memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia mulai bermunculan baik dalam hal wacana maupun praktek langsung. Beberapa di antaranya adalah munculnya berbagai pendidikan alternatif seperti  Komunitas Orang Rimba dan Butet Manurung di Jambi, SDKE Mangunan dan SMP Qaryah Thayyibah di Salatiga Jawa Tengah. Selain itu ide-ide dari akademisi juga muncul salah satunya ide gerakan Indonesia Mengajar oleh Anies Baswedan yang gencar mengirimkan ratusan mahasiswa ke berbagai pelosok Indonesia untuk mengisi kekosongan pengajar. Ide tersebut akhirnya memicu lahirnya berbagai gerakan sejenis di berbagai kampus di Indonesia.
            Dengan segala kelebihan dan kekurangannya pendidikan alternatif seakan mulai menjawab permasalahan pendidikan Indonesia walaupun belum semuanya. SMP Qaryah Thayibbah misalnya sebagai salah satu contoh memiliki tujuan terwujudnya desa yang berdaya mencoba menjawab permasalahan dengan pembelajaran berbasis komunitas. Konsep guru mengajar diubah menjadi konsep belajar bersama. Dengan konsep ini guru menempatkan diri sebagai teman yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Siswa tidak perlu tunduk terpaksa pada kurikulum atau silabi yang diterapkan guru. Siswa bersama dengan guru menentukan bersama apa yang ingin dipelajari dan mempelajari pula kaitan antara materi yang dipelajari dengan realita sehari-hari.
Dengan metode seperti ini siswa terbukti lebih nyaman belajar dan menghasilkan berbagai macam prestasi nyata seperti novel, album lagu, lukisan, dan masih banyak lainnya. Namun, hal yang paling penting adalah dengan metode ini maka siswa menjadi manusia merdeka yang mampu merencanakan dan meraih apa yang diinginkan. Siswa dari SMP Qaryah Thayyibah ini dibebaskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti ujian akhir nasional. Namun, jangan salah, siswa-siswa di sini telah terbukti mampu bersaing dan unggul dibanding siswa yang belajar pada sekolah formal.
Model-model pembalajaran seperti ini kini mulai terus bermunculan dan menjadi bahan kajian yang menarik baik oleh para aktivis maupun akademisi. Jika pemerintah mau mulai membuka diri dengan saling bertukar ide tentang pendidikan kepada para penggagas dan pelaku pendidikan alternatif maka bukan tidak mungkin model terbaik sistem pendidikan bisa dirumuskan dan dipraktikan demi terwujudnya kecerdasan bangsa. Dengan itu maka masa depan pendidikan Indonesia bisa dipastikan setapak demi setapak menuju masanya yang cerah dan mencerahkan.

teknologi informasi

Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan


Revolusi informasi telah mengubah sistem komunikasi dunia dewasa ini, sebaran jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel.

Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrasi di berbagai bidang di antarannya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran dari dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. sebagaimana empat pilar pendidikan yang di cetuskan oleh Unesco antara lain learning to know, learning to do, learning to be, dan learning together.

Imbas globalisasi yang merasuki segala lini kehidupan bangsa di seluruh dunia telah melahirkan berbagai pandangan berperspektif baru. Sebagai contoh, apabila pada masa sebelum ini atau era perang dingin, perspektif dunia adalah pemihakan blok, Blok barat atau Blok timur, maka perspektif dunia pada era globalisasi adalah integrasi; dan sistem dunia pun dilambangkan dengan World Wide Web (WWW), yang mudah dijumpai di dalam penulisan alamat situs internet. Arus globalisasi telah memunculkan perspektif baru pendidikan. Strategi pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional kini berubah ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Pemanfaatan jaringan informasi sudah terbukti keutamaan serta benefitnya bagi masyarakat. Dengan demikian, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan kita sehingga lebih bersifat jejaring, terbuka dan interaktif, beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas kerja “saat itu juga” just on time dan kompetitif.(Wiryana I.M 2001)

Hadirin yang saya hormati!

A. Perkembangan Pendidikan masa Depan

Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang adalah makin berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus pemblajaran jarak jauh (distance learning). Saat ini distance learning masih dibatasi untuk universitas terbuka (UT). Oleh karena itu, izin penyelenggaraan pendidikan jarak jauh perlu diubah supaya kerja sama internasional dan pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan oleh semua institusi yang berdedikasi.

Penyelenggaraan pendidikan terbuka jarak jauh perlu dijadikan sebagai salah satu strategi penting yang Implementasinya dapat dilakukan bersama antar lembaga pendidikan dalam sebuah jaringan. Perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi dari pada rak buku. Kemudian, tahapan pengenalan teknologi informasi ke daerah dilakukan dengan pola cross subsidi (subsidi silang).

Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif seperti CD room, multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan tv dan video. Yang lebih menarik lagi, dengan adanya teknologi informasi dan internet, ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada bangku sekolah formal. Seseorang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan dari mana saja. Hal ini merupakan tantangan terakhir bagi dunia pendidikan formal.

Dengan demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan terjadi beberapa perubahan paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi informasi yang menpercepat transfer ilmu pengetahuan. Pergeseran paradigma tersebut di antarannya adalah:

Pertama, distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi), yang berarti bahwa nantinya pengetahuan tidak lagi terpusat di lembaga pendidikan formal akan tetapi terdistribusi di segala penjuru dunia, dan sangat kondusif untuk long life learning (pembelajaran sepanjang hidup ). Oleh karena itu, batasan usia tidak akan menjadi kendala lagi untuk belajar formal, masyarakat tidak akan menilai seseorang dari ijazah yang dimilikinya. Performance dan kemampuan profesional akan menentukan karir seseorang.

Kedua, resource sharing (berbagi sumber). Penjelasan untuk hal ini mencakup kemampuan untuk memproduksi informasi dan pengetahuan serta melakukan resource sharing yang bertumpu pada teknologi informasi, yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan produsen pengetahuan dan masyarakat pada umumnya.

Ketiga, collective wisdom (kebijaksanaan kolektif). Dalam hal ini, guru tidak memiliki jawaban untuk segala hal. Guru menjadi mediator, dalam kelompok menjadi penting dalam membangun pengetahuan. Oleh karena itu, learning based (pembelajaran) lebih menonjol dari pada teaching based (pengajaran).

Keempat, training for trainer (pelatihan) menjadi sangat penting sekali untuk tetap menjaga kemampuan dosen sebagai mediator dalam ketiga proses utama yang di emban dalam dunia pendidikan (tridharma perguruan tinggi), yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Kelima, masyarakat dan dunia professional yang akhirnya akan memberikan penilaian (audit dan akreditasi) terhadap kemampuan seseorang. Oleh karena itu, ijazah sekolah belum tentu menjamin kemampuan seseorang.

Keenam, proses transformasi budaya. Budaya yang lemah dan pasif akan dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan agresif, kebiasaan membaca yang tinggi, kemampuan menyerap ilmu dan pengetahuan yang banyak dan cepat, terbukanya berbagai inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru, pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal, mampu memprediksi dan merencanakan masa depan, teknologi yang senantiasa berkembang dan digunakan.

[newpage]
Hadirin yang saya hormati!

Di era globalisasi ini, perluasan pendidikan secara linear dan konvensional (dengan penekanan structural pada dunia pendidikan) akan mahal. Aplikasi teknologi informasi menjanjikan alternatif untuk menerobos hambatan pendekatan konvensional (dengan penekanan pada perubahan fungsi lembaga pendidikan). akan tetapi, perlu dianut pola subsidi silang untuk masyarakat daerah yang kurang mampu.

Dengan demikian, sistem pendidikan tersebut tidak akan menindas kaum miskin seperti yang dikhawatirkan banyak orang, yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan modern sebenarnya mengabdi pada kepentingan pemilik modal dan bukan sarana bagi kaum tertindas. Pada akhirnya, teknologi informasi sudah seharusnya diusulkan untuk mendukung proses transformasi bangsa Indonesia agar mendasari pengetahuan masyarakat.

Teknologi informasi sekarang ini berkembang sedemikian pesatnya sehingga diperlukan antisipasi untuk perancangan sistem informasi dimasa datang. Teknologi komputer misalnya saat ini telah berkembang sedemikian jauh sehingga memasuki teori-teori yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Fungsi-fungsi dan fasilitas-fasilitas komputer yang diberikan saat ini mungkin hanya pernah dibayangkan oleh beberapa orang saja beberapa tahun yang lalu.

Jika beberapa waktu yang lalu konsiderasi dan pemilihan teknologi informasi adalah hanya platform perangkat keras yang murah dan basis aplikasi yang kuat, maka saat ini factor-faktor lain yang lebih komplek mulai muncul. konektivitas dan kebebasan berkembang mulai jadi faktor penentu dalam memilih teknologi informasi yang sesuai dan mampu mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pengguna saat ini yang umumnya sudah pernah menjalani jalan yang panjang dalam perubahan implementasi sistem informasi. Perubahan ini umumnya bukanlan perubahan mudah dan murah, melainkan perubahan yang banyak menimbulkan pergeseran dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.(Wayan Ordiansa 2003)

Hadirin yang berbahagia!

A.1 Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Dan Implementasi Sistem pendidikan

Kemajuan-kemajuan teknologi informasi dunia sangat mempengaruhi rancangan dan implementasi sistem informasi pendidikan di masa datang. Yang menjadi pertanyaan besar adalah kesiapan para pendidik menggunakan kemajuan tersebut sesuai dengan kondisi objektif yang ada dalam lingkungan pendidikan, Dalam akuisisi teknologi informasi diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang agar segala sesuatu yang dirancang saat ini tidak ketinggalan setelah diimplementasikan. Pemilihan sistem yang mengikuti standard internasional merupakan pertimbangan utama dalam perancangan. Lingkungan organisasi pendidikan yang besar dan melibatkan bagian-bagian yang beragam pasti akan membawa kearah rancangan yang sangat bervariasi, untuk memenuhi kebutuhan bagian-bagian organisasi yang sangat tinggi variasinya. Ada dua alternatif untuk menghadapi kemajuan teknologi informasi yang menghasilkan berbagai macam produk. Alternatif pertama dengan menerapkan standard yang harus dipatuhi dalam pembangunan SIM (Sistem Informasi Manajemen) pendidikan. Problema dari alternatif ini adalah sulit menentukan standard mana yang harus diikuti, serta membatasi fleksibelitas pengguna. Namun alternatif ini menguntungkan karena mengurangi masalah-masalah yang bervariasi. Alternatif kedua adalah membebaskan pengguna memilih apapun yang akan digunakannya. Alternatif ini akan menimbulkan masalah keruwetan integrasi yang memerlukan sumber daya yang tidak murah. Cara terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul karena alternatif-alternatif di atas adalah dengan mengikuti standard yang memungkinkan integrasi berbagai sistem mudah dilakukan misalnya standart untuk sistem terbuka (open systems). Jaringan komunikasi data yang baik merupakan backbone dari sebuah sistem yang beragam. Jaringan ini harus mampu mendukung berbagai protokol dan melakukan konversi antar protokol. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang diperkirakan sudah mampu membentuk sambungan mesh antar VSAT ke VSAT (sebelumnya VSAT mendukung topologi star saja) yang dilengkapi dengan konverter protokol merupakan salah satu alternatif lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan communication engine yang mampu melakukan fungsi-fungsi ini dan hanya menggunakan jaringan telekomunikasi sebagai media transportasi saja. Alternatif ini memungkinkan penyederhanaan jaringan yang mampu menangani dan mengkonversikan berbagai protokol sekaligus mendukung aplikasi-aplikasi yang memerlukan multipoint link . dalam perancangan sistem jaringan ini juga perlu dipertimbangkan penggunaan protokol yang fleksibel yang mendukung berbagai perangkat keras maupun perangkat lunak . Pemilihan perangkat internasional standard operation (ISO) mungkin merupakan alternatif yang aman meskipun sampai saat ini dukungan penjual sistem komputer untuk protokol ISO masih sangat terbatas,(Richardus Eko Indrajit 2000).

[newpage]
Hadirin yang saya hormati !

B. Perkembangan Lingkungan Komputasi

Pendistribusian sumber daya komputasi ke meja-meja pengguna dan kebebasan pengguna untuk memilih solusi yang paling optimal untuk menyelesaikan problem informasinya merupakan tema mewarnai lingkungan komputasi di masa depan. Arsitektur komputasi di masa depan ini akan bertumpu kepada konsep jaringan peer to peer, distributed computing dan client server architecture . beberapa pemimpin industri komputer membentuk sebuah konsorsium yang mendefinisikan Advanced Computing Environment yang bertumpu kepada arsitektur komputasi tersebut di atas ditambah dengan konsep graphical user interface yang memudahkan interaksi antara pengguna dengan sistem komputer. Kemampuan grafis akan menjadi tolak ukur utama kemampuan sebuah arsitekture komputasi karena kemampuan komputasi dari sistem-sistem komputer sudah sedemikian tingginya sehingga bukan lagi menjadi sebuah problem. Sistem komputer dimasa depan juga diwarnai dengan kemampuan mengolah data multimedia (tekstual grafis dan suara) yang menjadi dasar dari aplikasi-aplikasi document centric. Pengguna berinteraksi menggunakan graphical user interface, sedangkan virtual reality menganimasikan interaksi dan informasi yang dihasilkan sistem komputer kepada pengguna,(Otomo,B.S.D 2002).

Hadirin yang saya muliakan,

B.1 Isu Konektivitas

Komputer-komputer di masa datang akan terhubung sedemikian eratnya sehingga memungkinkan seorang pengguna akses informasi dari manapun didunia ini tanpa perlu mengetahui lokasi fisik informasi tersebut . untuk memungkinkan hal ini maka perangkat keras maupun perangkat lunak harus memiliki konektivitas. Konektivitas merupakan isu penting karena kebebasan pengguna untuk menentukan solusi optimal akan menimbulkan heterogenitas perangkat keras maupun perangkat lunak. Isu konektivitas ini dijawab dengan konsep open systems yang mensyaratkan agar semua perangkat komputer mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang disepakati bersama yang memberikan fasilitas komunikasi antar sistem. Hampir sebagian besar penjual sistem informasi menerapkan standard IEEE Posix untuk konektivitas dan portabilitas. Konsep open sistems sendiri memungkinkan interoperabilitas disamping konektivitas dan operatabilitas,(Wiryana, I.M 2001),

Hadirin yang saya muliakan,

B.2 Sistem Operasi

Sistem operasi dulu hanyalah merupakan interface antara lingkungan komputasi dan pengguna, tetapi kini sistem operasi modern sudah mengambil alih juga dukungan terhadap pengembangan serta wajah aplikasi. Penjual-penjual sistem komputer bahkan menggunakan sistem operasi ini sebagai sarana kompetisi, Dan perangkat keras sebagai komoditi saja. Beberapa kata kunci penting dari sistem operasi masa depan adalah multi platform support, easy to use, dan peer - to - peer networking.

Dalam lingkungan heterogen (beragam), adanya kemampuan multi platform support dari sebuah sistem operasi merupakan kebutuhan, sehingga menempatkan Unix sebagai pelopor terdepan karna unix saat ini merupakan satu-satunya sistem operasi yang memiliki dukungan ini. Beberapa sistem operasi yang tidak memiliki kemampuan ini memilih untuk mengembangkan kemampuan melayani client-client dari lingkungan komputasi yang berbeda-beda dengan menerapkan arsitektur client-server.

Berpindahnya sumber daya komputasi ke meja-meja pengguna menuntut agar lingkungan komputasi lebih mudah untuk digunakan dan mudah diadministrasikan karena tipe-tipe pengguna sarana komputasi menjadi meluas dan menurun ke pengguna-pengguna biasa yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan komputer seperti halnya pegawai-pegawai pada sebuah pusat pegolahan data. Easy to use ini mempengaruhi infrastruktur dari pengembangan sistem informasi di masa datang dan merupakan ekspektasi utama dari pengguna sistem. Beberapa jenis sistem operasi menggunakan graphical user interface dan beberapa lainnya bahkan mulai memberikan kemampuan multi media (teks grafis dan suara) untuk memudahkan interaksi antara pengguna dan sistem komputer. Sistem operasi multitasking 32 bit yang memiliki kemampuan manajemen memori virtual dan memiliki sistem file yang andal merupakan konsep sistem operasi masa depan. Orientasi ke objek ( object oriented) yang memberikan fasilitas sharing data antar program dan memungkinkan hubungan antar program aplikasi akan menjadi trend sistem operasi masa depan. Selain dari pada itu, sistem operasi ini juga berfungsi sebagai media pembentukan program-program baru dari komponen-komponen kecil (applet) yang merupakan perwujudan dari objek (enkapsulasi dari kode dan data) dalam sistem operasi.

komputer-komputer di masa depan akan tersambung satu dengan yang lain demikian eratnya, kemampuan peer-to-peer networking merupakan kemampuan yang menunjang konsep distributed computing dan technology client server. Kemampuan ini juga memungkinkan akses informasi dari mana saja dalam jaringan komputer tanpa pengguna mengetahui lokasi fisik dari informasi tersebut. Dengan demikian pengaman yang andal merupakan satu keharusan bagi sistem operasi yang baik.

Teknologi peer-to-peer memungkinkan diterapkannya software agent, yaitu sebuah perangkat lunak pintar yang mampu diberi perintah dan memiliki kecerdasan navigasi dalam rimba belantara jaringan komputer. Seorang yang memerlukan sebuah informasi yang tersimpan dalam jaringan komputer misalnya, dapat memberi perintah kepada agent untuk berjalan menjelajahi jaringan dan mencari informasi yang dibutuhkan tersebut, dan kemudian membawanya lagi ke pengguna yang memberikan perintah kepadanya. Banyak ahli memperkirakan bahwa agent akan merupakan sebuah komponen utama dari sebuah sistem informasi masa depan,(Wijaya Hendra 2003).

[newpage]
Hadirin yang saya hormati !

B. 3. Perangkat Lunak Aplikasi dan Standard User Interface

Kemudahan pemakaian dituntut pengguna tidak hanya terhadap sistem operasi saja, tetapi juga terhadap program aplikasi. User interface standard seperti commond user acces /system application architecture (CUA/SAA) dari IBM/Microsoft adalah contoh-contoh user interface yang banyak diikuti oleh pembuat-pembuat perangkat lunak yang memanfaatkan fasilitas-fasilitas graphical user interface (GUI) secara ekstensif yang didukung oleh sistem operasi. Hampir semua program-program aplikasi modern menggunakan GUI sebagai media interaksi antara pengguna dan program applikasi.

Dukungan sistem operasi modern juga memungkinkan interaksi dengan abstraksi yang makin tinggi. Beberapa pengembangan dalam teknologi pemrosesan signal menunjukkan bahwa interaksi dengan suara akan dapat diterapkan dengan mudah beberapa tahun mendatang. Dengan cara ini pengguna dapat memberikan perintah-perintah kepada sistem komputer dengan menggunakan suara, dan sistem komputer juga mampu memberikan jawaban dengan suara seperti pada holodeck yang terdapat pada pesawat USS Enterprice dalam film fiksi Star Trek.

Teknologi pemrosesan citra memungkinkan implementasi interaksi grafis. Pengguna dapat langsung menghubungkan mesin fax , dan formulir atau gambar yang discan sebagai input dari sebuah program aplikasi. Pemrosesan citra juga memberikan fasilitas penggunaan tulisan tangan sebagai input pada pen-based computing. Teknologi ini bersama-sama teknologi grafik memungkinkan dikembangkannya virtual reality akan mendapatkan tempat utamanya pada sistem-sistem yang mendukung aplikasi kreatif.

Karena kompleksitas sistem informasi yang makin meningkat, maka diperlukan sebuah metedologi perancangan dan pengembangan sistem informasi yang lebih baik dari pada metedologi konvensional. Metedologi beroreantasi objek (objeck oriented) adalah salah satu alternatif untuk keperluan ini karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Metode spesifikasi sistem beroreantasi ke objek, mampu secara tepat merepresentasikan sebuah sistem sebagai sebuah set dari ekspresi matematika sehingga dengan mudah dapat dibuktikan validitas dari sistem tersebut sebelum sistem di implementasikan.

Pemograman yang berorientasi ke objek memberikan kemudahan-kemudahan dalam memberikan program-program yang rumit-rumit, dan mendukung konsep reusability dari sebuah komponen, dimana sebuah komponen dari sebuah aplikasi dapat digunakan lagi oleh aplikasi lain tanpa harus dibuat ulang dari awal. Konsep ini diterapkan dalam sistem operasi modern dalam bentuk applets, yang berupa sebuah objek yang berada dalam sistem yang siap digunakan oleh program aplikasi apapun. Program-program aplikasi dirancang sebagai sebuah rangkaian dari applets sehingga mirip dengan sebuah shell script dari sitem operasi Unix , hanya bedanya adalah applets berada dalam sistem operasi. Pemograman berorientasi ke objek juga merupakan fondasi dari pemograman yang memanfaatkan GUI seperti pada Microsoft. Metodologi berorientasi ke objek juga memungkinkan di manfaatkannya agent yang difasilitaskan sistem operasi .sebuah program aplikasi akutansi yang berada didalam sebuah sistem komputer lain yang tersimpan pada sebuah sistem distributid database secara transparan sehingga program aplikasi tersebut tidak perlu tahu fisik dari data yang diinginkan tersebut,(Lukito Edi.Nugroho 2001).

Hadirin yang saya hormati !

B.4. Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data merupakan komponen utama dari sebuah sistem informasi modern. Pada sistem heterogen, berbagai jenis sistem manajemen basisdata akan saling terhubung sehingga mampu saling berkomunikasi untuk mendukung sistem distributed data base. Untuk memenuhi konektifitas, para penjual sistem manajemen basis data memiliki dua alternatif. Alternatif pertama adalah membuat agar perangkat lunak manajemen basisdata ini mengikuiti aturan-aturan open database connectivity (ODBC), sedang alternatif kedua adalah mempergunakan fasilitas agent yang diberikan oleh sistem operasi. Open data base connectivity memerlukan arsitektur client server pada tingkat sistem manajemen basis data, dengan demikian kompatibilitas dan interoperabilitas harus dijamin pada tingkat ini. Sedangkan agent memerlukan arsitektur client-server pada tingkat sistem operasi sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi para pengguna untuk memilih sistem manajemen basis data yang sesuai dengan keperluannya.

Kalau saat ini basis data berdasarkan model data relational, maka model data ini akan mulai ditinggalkan ditahun-tahun yang akan datang. Model data relasional memiliki berbagai problem diantaranya adalah hilangnya semantik data karena normalisasi, problem-problem integritas data, dan tidak adanya mekanisme typing yang kuat. Hilangnya semantik data terjadi karna normalisasi yang mendekomposisikan sebuah entiti menjadi beberapa relasi, sehingga untuk mendapatkan entiti tersebut diperlukan berbagai manipulasi aljabar (pada SQL) atau kalkulus (QUEL). Ini menyebabkan seolah-olah sistim basis data menjadi sulit untuk digunakan dan hanya dimengerti oleh ahli-ahli basis data saja, bukan oleh pengguna-penggunanya. Dekomposisi dalam proses normalisasi juga menimbulkan problem integritas data, terutama pada sistem basis data terdistribusi.

Sistem basis data alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut model basis data beroreantasi objek (objeck oriented data base, OODB). OODB memodelkan setiap objek dalam sebuah organisasi sebagai sebuah objek, dengan demikian semantik akan tetap terjaga. Objek-objek dapat menyusun dirinya menjadi objek lain. Berlainan dengan model-model data lain, setiap objek di OODB berupa data dan program untuk memanipulasi data tersebut, (Utdirartatmo, F.2002).

[newpage]
Hadirin yang saya hormati!

B.5. Jaringan Komunikasi Data

Dalam teknologi informasi, barangkali jaringan komunikasi datalah yang pertamakali membuktikan bahwa lingkungan heterogen dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menyembunyikan heterogenitasnya dengan mengacu kepada suatu arsitektur protokol. Teknologi komunikasi data yang ada saat ini sudah memungkinkan berbagai jaringan yang berbeda-beda untuk menyatu dengan perantaraan berbagai alat seperti router dan gateway. Jaringan komunikasi data adalah merupakan alat yang diperlukan untuk menunjang konektivitas dan interoperabilitas. Dengan menggunakan komunikasi data, sebuah workstation dapat memberikan perintah kepada sistem komputer lain untuk bekerja dan mengirimkan hasilnya ke workstation yang bersangkutan.

Di masa depan, komputer-komputer akan sangat interconnected sehingga memungkinkan akses data dari manapun didunia ini tanpa perlu mengetahui dari mana data tersebut berasal. Kemampuan ini memerlukan komunikasi data berkecepatan tinggi, terutama jika datanya adalah data multimedia. Selain itu jaringan komunikasi data juga memberi dukungan terhadap distributed processing dan remote computing.

Karena dukungan dari sistem uperasi Unix, saat ini protokol transport TCP/IP merupakan protokol standard defacto. Protokol ini sekarang dianggap sudah terlalu tua sehingga kurang mampu menjawab problem-problem yang kompleks. Diharapkan ISO (internasional standard operation) yang akan muncul dengan protokol yang didukung oleh penjual-penjual komputer seperti halnya TCP/IP.

Satu hal yang akan muncul adalah meluasnya penggunaan frame reley untuk keperluan interkoneksi antar LAN. Penjual-penjual peralatan jaringan seperti bridge, router, dan data service unit (DSU) sudah mulai menjual produk-produk mereka kompatibel dengan frame relay publik sehingga memudahkan interkoneksi antar LAN dari sebuah instansi.

Jaringan LAN masih akan didominasi oleh jaringan broadcast (IEEE 802), Ethernet, meskipun dianggap sudah terlalu tua, masih akan menjadi de facto Standard karena nilai performance/cost nya masih cukup baik. Riset-riset untuk memacu kecepatan transmisi jaringan broadcast dengan menggunakan kabel koaksial masih terus dilakukan. Penggunaan media alternatif koaksial, unshielded twisted pair (UTP), akan makin meluas karena media ini memberikan alternatif yang murah dan andal dengan performance yang tidak kalah dengan koaksial.(Onno W. Purbo 1994)

C. Aplikasi Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan

Dalam pengembangan teknologi informasi, semua dosen dan karyawan perlu mempersiapkan diri menjadi partisipan aktif dalam revolusi informasi yang terus berkembang dengan cepat saat ini,

Pertama, dalam sistem informasi akademik (SIA), Meningkatkan kualitas sistem informasi akademik. Perkembangan teknologi informasi secara cepat dan dinamis saat ini mendorong pengelola pendidikan tinggi untuk menerapkannya guna mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi khususnya dalam lingkungan kampus.

Kedua, dalam sistem informasi manajemen (SIM), Memperbaiki proses pembuatan keputusan, Sistem informasi akademik yang baik dapat memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan bagi para pimpinan universitas untuk mengambil tindakan. Semakin cepat, lengkap, dan valid suatu informasi, maka semakin menjamin kepastian proses pengambilan keputusan bagi para pimpinan.

Ketiga, Integrasi data, dengan sistem informasi akademik berbasis jaringan komputer, memungkinkan untuk mengintegrasikan data baik berupa setup maupun data transaksi yang dilakukan dari berbagai terminal dalam lingkungan jaringan sistem. Data yang terintegrasi tersebut, dapat dieksplorasi berbagai macam bentuk informasi antara lain informasi akademis yang akan menjadi dasar bagi para pimpinan Universitas untuk melakukan perencanaan, pengembangan pengorganisasian, dan pengaturan terhadap kinerja kampus, baik pada tiap jurusan, fakultas maupun secara keseluruhan.

Keempat, Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data. Pembangunan sistem informasi yang bertumpu pada sistem pengorganisasian data, maka sistem akan terhindar dari bahaya duplikasi data atau yang disebut redundansi.

Kelima, Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan. Tuntutan akan ketersediaan informasi akademik, yang cepat dan standard sering mengakibatkan tekanan psikologis yang sangat tinggi bagi para pegawai dan dosen yang mengelola administrasi akademik.

Keenam, Meningkatkan produktivitas, ketersediaan informasi akademik yang berkualitas dan infrastruktur jaringan komputer yang baik akan meningkatkan produktivitas. Sistem pengembangan teknologi informasi membutuhkan investasi waktu, uang, sumber daya manusia dan usaha yang cukup besar bagi suatu lingkungan kampus. Kini teknologi Informasi akademik hadir dan makin populer. Dengan adanya sistem informasi akademik yang baik maka dapat meningkatkan profit (keuntungan) melalui kecepatan dalam layanan transaksi sehingga transaksi dapat dilakukan dari berbagai tempat yang berbeda dengan pusat pengolahan data dalam lingkungan akademik. Salah satu contoh pada sistem informasi akademik yaitu semua mahasiswa yang terhubung dalam jaringan sistem informasi akademik dapat melihat dan mengakses data informasinya masing-masing sehingga mereka tidak perlu datang kekampus untuk mengetahuinya. Hal ini dapat menghemat tenaga maupun waktu yang dipergunakan untuk proses transaksi karena dilakukan secara on-line, sehingga kegiatan akademik menjadi lebih efisien.

Motivasi untuk membangun sistem informasi akademik antara lain:

  1. Kebutuhan akan sistem informasi akademik, yang memadai untuk dapat mempercepat pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan.
  2. Keefektifan pengolahan data yang berada pada beberapa tempat memerlukan transaksi yang cepat
  3. Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang cepat antara pimpinan, dosen, karyawan dengan menggunakan fasilitas E-mail.
  4. Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan dan kepemilikan terhadap data secara online. Jaminan keamanan data tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password serta teknik pengaturan hardisk sehingga data mendapat perlindungan yang baik dan dapat diakses oleh pemiliknya setiap saat dari tempat yang berbeda dalam lingkungan kampus.
  5. Dengan jaringan komputer maka tiap pengguna jaringan dapat berbagi satu atau lebih filesistem (sharing file) sehingga memudahkan dalam pertukaran data, efisiensi waktu dan biaya.
  6. Setiap dosen, karyawan, dan pimpinan dapat meng-upload (meletakkan) ataupun men-download (mengambil) file ke server sesuai dengan otorisasi yang diberikan,(Arnita, 2003).
[newpage]
D. Kesimpulan

Perkembangan-perkembangan teknologi informasi dunia harus menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan sistem informasi dalam lingkungan pendidikan. Trend teknologi informasi saat ini yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih solusi teknologi yang optimal untuk mengatasi problem informatikanya merupakan langkah yang sebaiknya diikuti karena akan mengoptimasikan biaya, sumber daya dan pemakaian teknologi. Timbulnya heterogenitas sistem memerlukan dipertimbangkannya perancangan yang mengikukti standard open systems. Sebuah jaringan komunikasi data yang baik merupakan fondasi utama dalam pembangunan sistem heterogen ini karena menfasilitaskan integrasi, konektivitas, dan interoperabilitas sistem-sistem komputer yang berbeda.

Hadirin Yang berbahagia,

Demikianlah orasi ilmiah ini saya sampaikan, mudah-mudahan materi yang disampaikan ini dapat menggugah kesadaran kita untuk semakin tanggap terhadap kemajuan zaman di era informasi dan globalisasi ini. Orasi ini juga menawarkan pemahaman baru tentang pendidikan yang berbasis teknologi informasi agar kita cepat tanggap dan merealisasikannya pada lingkungkungan kita sendiri.

Akhirnya perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Bung hatta yang memberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas mulia ini. Kepada para undangan, Bapak Ibu dan rekan-rekan sesama staf pengajar serta hadirin yang mulia, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengikuti orasi ilmiah ini sampai selesai.

Wassalaamualaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh.


Daftar Pustaka

Arnita. 2003. “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Akademik”, Tesis Magister Teknik. Yokyakarta : Universitas Gajah Mada.

Eko Indrajit Richardus.2000 Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, Jakarta : Elek Media Komputindo

Kurniadi, A. 1998. Intranet. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Oetomo, B.S.D. 2002 Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi.

Purbo, O.W. 2001. TCP / IP. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Respati Bagus. 2003. “Sistem Pelatihan jarak Jauh” Tesis Yogyakarta

Sembiring, J.H. 2002. Jaringan Komputer Berbasis Linux Jakarta : Elex Media Komputindo.

Stallings, W., 2002, “Jaringan Komputer” Jakarta : Salemba Teknika.

Taufan, Riza. 2001. “Manajemen Jaringan TCP/IP” Jakarta : Elex Media Komputindo.

Utdirartatmo, F. 2002. Mengelola Database Server MySQL Yogyakarta : Andi.

Wijaya, Hendra. 2003. Cisco Swich Jakarta : Elex Media Komputindo.

Wiryana, I.M. 2001. “Open Source Campus Agreement Pengenalan Linux” Jakatrta : Universitas Gunadarma

Wayan, 2003, “Pembelajaran Jarak Jauh” Tesis Yokyakarta

pendidikan masa depan

BAB I

PENDAHULUAN 



 A.     Latar Belakang
Dengan masih banyaknya kelemahan dan kekurangan pendidikan nasional, berbagai pihak perlu segera membenahi dan mereformasi dunia pendidikan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia yang diharapkan dapat bersaing dalam era Global. Pendidikan sains dan teknologi memegang peran besar untuk mempersiapkan bangsa ini menuju masa depan yang semakin sarat dengan permasalahan – permasalahan baru dan muncul silih berganti. Sebagaimana uraian di atas pengembangan ilmu dan teknologi harus diimbangi sistem religi yang proporsional, agar tidak menghasilkan cendekiawan dan ilmuan yang menghalalkan segala cara. Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral, etika dan bahkan krisis terhadap religiusitas dalam beragama. Sehingga pembenahan mekanisme pendidikan nasional mendesak untuk dapat dilakukan reformasi dan restrukturisasi. Pemikiran ini berpijak pada tujuan pendidikan nasional, yang mengarahkan pendidikan dengan tidak meninggalkan karakteristik bangsa yang bermartabat dan berbudi luhur serta religius.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu pendidikan ?
2.      Bagaimana peran Pendidikan untuk Masa depan bangsa?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Ingin mengetahui apa itu pendidikan
2.      Ingin mengetahui bagaimana peran Pendidikan untuk Masa depan bangsa

BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penjelasan tersebut nampak jelas, bahwa pendidikan adalah pembentuk kepribadian bangsa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kehandalan/kualitas pendidikan akan mempengaruhi kehidupan suatu bangsa dan masyarakat, baik sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan demikian kemampuan bangsa dalam menghadapi masa depan sangat ditentukan oleh mekanisme dan sistem pendidikan yang dimiliki dan sedang berjalan.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa  dari mereka yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi, menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif, karena ditunjang dengan kualitas anak didik yang punya daya pikir tinggi.  Selain itu, tersedianya sarana prasarana yang lengkap membantu untuk mewujudkan pendidikan yang mapan.
Dengan mempertimbangkan kondisi pendidikan nasional yang belum semua memenuhi standart pendidikan nasional, menurut pemikiran penulis sangat memandang perlu untuk membenahi pendidikan di Indonesia dalam berbagai komponen. Dengan kompleksnya fenomena masa depan, bangsa ini tidak cukup hanya dengan mewariskan pendidikan ke generasi bangsa dengan kondisi pendidikan yang syarat dengan kelemahan dan kekurangan. Diharapkan dengan dilakukan pembenahan pendidikan yang ada, bangsa Indonesia akan mampu menyongsong masa depan yang penuh ketidakpastian. Tidak seorangpun yang akan mengetahui keadaan masa depan dengan pasti, walaupun berdasarkan data yang telah ada dapat dilakukan prediksi – prediksi , namun itu semua masih bersifat perkiraan dan belum pasti.
Berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi yang sampai saat ini terus berjalan, kondisi kehidupan manusia di dunia ini/antara negara satu dengan lainnya semakin tidak ada batas ruang dan waktu. Kondisi ini akan memicu terjadinya persaingan hidup yang semakin ketat dari berbagai sektor kehidupan manusia, maka manusia dan bangsa yang majulah yang akan dapat bersaing dan bertahan dalam percaturan dunia. Uraian tersebut menunjukkan betapa peran penting dari pendidikan yang akan membentuk kepribadian dan kemampuan suatu bangsa dan masyarakat dunia.
Kelemahan dan permasalahan yang menghantam sistem dan mekanisme pendidikan bangsa Indonesia harus segera dibenahi dan direformasi, agar generasi penerus bangsa mampu menghadapi tantangan masa yang akan datang. Reformasi pendidikan harus dilakukan, agar dapat menghasilkan generasi bangsa yang mampu menghadapi tantangan global.
Pendidikan Modal Utama Untuk Sebuah Pembangunan
Sesuai dengan preambule UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor penentu masa depan suatu bangsa. Oleh karenanya, negara harus mementingkan elemen pendidikan dalam aspek kehidupan untuk mencapai SDM yang berkualitas memberi perhatian dalam mempersiapkan SDM yang kompetitif.
Sumber Daya Manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama dalam bidang perekonomian bangsa. Artinya, semakin banyak SDM yang berpendidikan pada suatu negara maka semakin mudah pula untuk menyukseskan pebangunan nasional. Akan tetapi, SDM yang dihasilkan pun harus bisa menjadi leader dalam segala bidang dan siap menghadapi tantangan perkembangan zaman. Bukan menjadikan tujuan pendidikan hanya untuk memperoleh ijazah atau gelar bagi kepentingan pribadi.
Setidaknya ada 3 alasan mengapa pendidikan harus diletakkan pada bagian terpenting dalam suatu bangsa. Pertama, untuk perkembangan ekonomi bangsa. Pada Pendidikan, peserta didik mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan berkompetensi dalam bidang ekonomi. Kedua, sebagai perbandingan nilai investasi. Nilai balik yang diberikan dari perbandingan total biaya yang digunakan untuk membiayai pendidikan lebih kecil dengan total pendapatan yang diperoleh ketika memasuki dunia kerja. Ketiga, Fungsi sosial, politik dan budaya. Kontribusi pendidikan terhadap pengembangan SDM, perkembangan politik, sikap dan keterampilan kewarganegaraan, serta untuk perkembangan budaya Indonesia.
Memberdayakan pendidikan dapat dilakukan dengan memberikan perhatian penuh dan prioritas lebih pada pendidikan. Pemberdayaan dari segi sistem, strategi, input serta outputnya sebagai pencapaian substansi pendidikan. Pada pemberdayaan substansi pendidikan inilah diharapkan tercapainya SDM yang berkualitas, adaptif serta generatif dalam mengatasi berbagai permasalah yang begitu kompleks dimasa depan.
Inilah modal awal yang harus dikembangkan untuk menjadi aset pembangunan nasional. Adanya SDM yang berkualitas tentunya harus dibarengi dengan adanya nilai-nilai moral keinsanan pada diri setiap individu, agar mampu memegang amanah dan selalu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang ia lakukan. Dan hanya dengan pemberdayaan SDM inilah, bangsa kita bisa berdiri tegag sejajar dengan bangsa lain.
Hasil investasi melalui pendidikan ini memang tidak terlihat dalam waktu yang singkat, butuh waktu yang lama untuk menikmati hasilnya. Akan tetapi hasilnya dapat dirasakan oleh bangsa secara keseluruhan dari berbagai bidang. Dalam pendidikan sebagai investasi ini bukanlah semata-mata untuk mengumpulkan SDM sebanyak-banyaknya, akan tetapi SDM yang berkualitaslah yang diprioitaskan sebagai modal utamanya.
Sejak lahir, tanpa disadari, kita sudah menerima pendidikan dari orang tua tentang banyak hal. Orang tua merupakan guru pertama kali bagi kita untuk bertanya hal-hal kecil hingga yang besar. Seiring berjalannya waktu, definisi pendidikan pun meluas. Kita tidak hanya mengenal dalam lingkungan keluarga, namun mencapai lingkungan masyarakat. Bahkan, lingkungan negara. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang unsur penting untuk membentuk pola pikir, akhlak, dan perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang ada, seperti norma agama, adat, budaya, dan lain-lain.
Menurut Frederick J.Mc Donald dan M.J. Langeveld, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah kebiasaan (behavior) manusia. Menurut John Dewey, pendidikan merupakan salah satu proses pembaharuan makna pengalaman. Hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda. Bahkan, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok tempat dia hidup.
Pendidikan adalah suatu modal penting dalam hidup manusia apalagi genarasi bangsa, dengan pendidikan yang cukup, wawasan, pengetahuan yang luas akan mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas yang mampu membangun bangsa dan negara ini lebih baik.
tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah-daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka tetang pentingnya pendidikan  perlu ditingkatkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
 Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
BAB III
PENUTUP
A.     Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
 Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

Sabtu, 28 Desember 2013

Dunia Pendidikan di Republik Indonesia pada abad XXI ini diwarnai dengan pengaruh globalisasi. Sepertinya pemanfaatan Dimana perkembangan pendidikan di Indonesia terdahulu terjadi melalui beberapa periode besar, yaitu 1) Pendidikan jaman Indonesia kuno sampai merdeka; 2) Pendidikan pada abad pertengahan dan 3) Pendidikan pada Abad ke XX (Sutari. 1983). Yang kesemuanya dihadapkan pada permasalahan perubahan dan perkembangan zaman.
Pendidikan di Indonesia setelah proklamasi diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1,2 dan pasal 32. Pasal 31 ayat satu (1) berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan “ dan ayat dua (2) berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Pasal 32 ayat satu (1) berbunyi “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya” dan pasal 32 ayat dua (2) “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah  sebagai  kekayaan budaya nasional”. 
Pemerintah mencoba tanggap dalam persoalan pendidikan ini hingga disusunlah dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia dimana pada saat itu Ibu Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan Di Indonesia tepatnya pada tanggal 8 Juli 2003 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ditandatangani.
Dalam UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia di bagi atas tiga jalur yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (Buku UU Sisdiknas. 2010). Sehingga dalam kaitanya maka masyarakat dapat memilih proses pembelajaran tersebut. Namun dengan berbagai alasan pemerintah seperti tidak meu peduli akan perkembangan yang harus dihdapai saat sekarang amaupun di masa depan, akibatnya seluruh lembaga pesekolahan di seluruh Indonesia berlomba-lomba mengadopsi sistem pendidikan yang ada diluar sistem pendidikan di Indonesia, diadaptasi, dikembangkan dan disesuaikan. Hingga saat ini sering kita mendengar nama-nama persekolahan baru seperti RSBI, Sekolah bertaraf nasional, sekolah bertaraf Internasional. Dengan begitu institusi-institusi pendidikan seperti ini mulai menjamur karena kurangnya perhatian perkembangan masa itu oleh pemerintah. Namun muncul kritik dari beberapa orang seperti Ivan Illich, yang menganggap sistem pendidikan hanya berorientasi untuk menghasilkan tenaga kerja untuk kepentingan industri semata.
Pendidikan kehilangan maknanya sebagai sarana pembelajaran. Kemudian muncul sebuah ide Home Schooling, yaitu pendidikan yang tidak mengandalkan institusi formal, tapi tetap bisa dilakukan di rumah sesuai kurikulum. Home Schooling adalah pola pendidikan yang dilatarbelakangi adanya ketidakpercayaan terhadap fenomena negatif yang umum terdapat pada institusi formal: adanya bullying, serta metode yang didaktis dan seragam. Namun bukan berarti institusi pendidikan formal tidak menyesuaikan diri. Kini, timbul kesadaran bahwa prestasi bukanlah angka-angka yang didapat di ujian, atau merah-birunya rapor. Melainkan adanya kesadaran akan

Minggu, 29 April 2012

Masa Depan Pendidikan Indonesia: Menemukan Jalur Alternatif Menuju Pendidikan yang Mencerahkan



                                                                           
            Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses yang mulia. Kemuliaan itu terletak pada tujuannya yakni memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia berarti membuat manusia menjadi berfungsi sepenuhnya agar sejahtera hidup berdampingan dengan masyarakatnya baik lokal maupun global dan mampu merencanakan masa depan hidupnya yang cerah secara merdeka. Dalam menerawang nasib masa depan pendidikan di Indonesia maka kita perlu memahami dan mengamati betul apa dan bagaimana pendidikan tumbuh di hamparan bumi pertiwi ini.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indonesia ternyata telah diinsyafi oleh pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Hal itu terlihat dari pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang salah satunya berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Mencerdaskan kehidupan bangsa bermakna mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang percaya diri dalam bersaing dengan masyarakat internasional di era global ini.
Dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut secara jelas terlihat bahwa pemerintah sebagai pemangku kebijakan dengan segala wewenang dan fungsinya wajib untuk menyelenggarakan sarana dan pra sarana pendidikan bagi rakyatnya. Mencuplik salah satu kebijakan pemerintah kita adalah kebijakan pemerintah orde baru dengan idenya yang mahsyur “wajib belajar sembilan tahun”. Wajib belajar sembilan tahun yang artinya belajar hingga minimal taraf sekolah menengah pertama ini kini telah mengarah pada wajib belajar dua belas tahun.
Bukan hanya ide saja, orde baru juga gencar melakukan revolusi fisik seperti pembangunan infrastruktur sekolah dan penyeragaman buku sekolah. Ide-ide semacam itu tentunya tidak terlepas dari ciri pemerintahan orde baru yang sentralistik dan otoriter. Hingga kini kita hampir menuju pemilu untuk memilih presiden kita yang ke- 7 berbagai kebijakan berhamburan menciprati dunia pendidikan Indonesia. Namun, setelah bangsa Indonesia merdeka selama 66 tahun dan berbagai kebijakan pemerintah dicipratkan lewat berbagai undang-undang, pendidikan di Indonesia ini nyata-nyata belum mencapai apa yang dimaksudkan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu cerdasnya kehidupan bangsa. Jangankan tercapainya tujuan yang mulia itu malahan negeri ini menyabet berbagai prestasi buruk dalam kancah dunia pendidikan internasional.
            Beberapa prestasi buruk yang harusnya menampar dan menyadarkan kita semua, terutama civitas perguruan tinggi antara lain adalah kualitas guru yang rendah, prestasi siswa yang rendah, dan pengangguran terpelajar menumpuk. Persoalan pertama adalah bab guru. Data konkret dari rendahnya prestasi guru kita adalah aspek kualitas input/pengajar/guru Indonesia yang mendapat nilai E dan menempati peringkat paling akhir dari 14 negara di kawasan asia pasifik yang diteliti oleh Asian South Pasifikc Beurau of Adult Educatuion dan Global  Campaign for Education pada tahun 2005.
            Bab kedua adalah malangnya nasib anak-anak bangsa yang rendah prestasinya ketika disandingkan dengan prestasi anak-anak dari negara lain. Berdasar Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003-2004, siswa Indonesia hanya menduduki peringkat ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika. Bab ketiga adalah menumpuknya pengangguran terpelajar di Indonesia. Dari sekian melimpahnya pengangguran di Indonesia ini pada tahun 2006 ada sekitar 3 juta sarjana muda yang ikut menjadi pengangguran karena belum tertampung perusahaan. Masih banyak lagi data tentang bertaburannya prestasi buruk dunia pendidikan kita jika kita mau mencari di dunia maya maupun di buku-buku yang relevan. Namun, selain data kuantitatif tadi data kualitatif yang bisa kita amati dan rasakan sendiri tentang sumbangnya nada pendidikan Indonesia juga tak kalah banyak. Misalnya, banyak siswa terutama siswa sekolah dasar yang sedih dan bermuka muram saat berangkat sekolah tetapi bahagia dan cerah ketika mendengar bel pulang sekolah berbunyi.
Menjelang dilaksanakannya ujian akhir nasional anak-anak sekolah dasar menjinjing tas berat penuh berisi berbagai macam buku dan bekal makanan karena harus les sampai sore. Menjelang ujian akhir nasional pula tak sedikit kasus kesurupan terjadi di beberapa smp atau pun sma yang disinyalir penyebabnya adalah karena stress dan cemas menghadapi ujian nasional yang dari tahun ke tahun standar nilai kelulusannya terus dinaikan tanpa diimbangi dengan kualitas pembelajaran dan mental siswa.
Pendidikan yang seharusnya menjadi pencerahan telah menjadi tempat yang menyeramkan dengan tingkat kompetisi peringkat yang tinggi dengan mengesampingkan pemberdayaan anak didik sebagai individu. Tradisi rangking yang ada dalam sistem sekolah negeri nyata-nyata malah menumbuhkan rasa individualis yang mengkhianati nilai kebersamaan dan gotong royong sebagai salah satu nilai yang pernah dimiliki bangsa ini.
Akibatnya kebanyakan siswa lulus hanya mendapatkan ijazah saja tak lebih dari itu. Padahal pada kenyataannya ijazah hanya berguna untuk proses administrasi saja dalam mencari pekerjaan atau mendirikan lapangan kerja. Selebihnya hal yang diperlukan adalah jiwa kepemimpinan, daya kreasi, kemampuan menciptakan visi dan misi dalam hidup, kemampuan bersosialisasi dan adaptasi. Hal itu selanjutnya disebut dengan karakter dan sistem pendidikan nasional dengan berbagai kurikulumnya yang berganti-ganti belum mampu melahirkan siswa dengan karakter tadi. Alih alih menjadi tempat untuk mengembangkan potensi diri sekolah malah menjadi tempat menyeramkan bak sumber penyakit seperti stress, cemas dengan laku atau tidaknya ijazah, mendapat peringkat atau tidak dan lain sebagainya.
Jika kita telah memahami apa dan bagaimana keadaan pendidikan di negeri ini maka kita tidak bisa diam saja dan membiarkan penyakit ini terus disebarkan turun temurun. Banyak pihak bisa disalahkan terkait sumbangannya pada kebobrokan dunia pendidikan Indonesia. Namun, demi mempertimbangkan nasib generasi penerus bangsa dan juga bangsa ini sendiri maka kita harus segera bangkit dari penyakit ini dan memulai penyembuhan mulai dari yang kita bisa semaksimal mungkin.
Ide-ide untuk memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia mulai bermunculan baik dalam hal wacana maupun praktek langsung. Beberapa di antaranya adalah munculnya berbagai pendidikan alternatif seperti  Komunitas Orang Rimba dan Butet Manurung di Jambi, SDKE Mangunan dan SMP Qaryah Thayyibah di Salatiga Jawa Tengah. Selain itu ide-ide dari akademisi juga muncul salah satunya ide gerakan Indonesia Mengajar oleh Anies Baswedan yang gencar mengirimkan ratusan mahasiswa ke berbagai pelosok Indonesia untuk mengisi kekosongan pengajar. Ide tersebut akhirnya memicu lahirnya berbagai gerakan sejenis di berbagai kampus di Indonesia.
            Dengan segala kelebihan dan kekurangannya pendidikan alternatif seakan mulai menjawab permasalahan pendidikan Indonesia walaupun belum semuanya. SMP Qaryah Thayibbah misalnya sebagai salah satu contoh memiliki tujuan terwujudnya desa yang berdaya mencoba menjawab permasalahan dengan pembelajaran berbasis komunitas. Konsep guru mengajar diubah menjadi konsep belajar bersama. Dengan konsep ini guru menempatkan diri sebagai teman yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Siswa tidak perlu tunduk terpaksa pada kurikulum atau silabi yang diterapkan guru. Siswa bersama dengan guru menentukan bersama apa yang ingin dipelajari dan mempelajari pula kaitan antara materi yang dipelajari dengan realita sehari-hari.
Dengan metode seperti ini siswa terbukti lebih nyaman belajar dan menghasilkan berbagai macam prestasi nyata seperti novel, album lagu, lukisan, dan masih banyak lainnya. Namun, hal yang paling penting adalah dengan metode ini maka siswa menjadi manusia merdeka yang mampu merencanakan dan meraih apa yang diinginkan. Siswa dari SMP Qaryah Thayyibah ini dibebaskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti ujian akhir nasional. Namun, jangan salah, siswa-siswa di sini telah terbukti mampu bersaing dan unggul dibanding siswa yang belajar pada sekolah formal.
Model-model pembalajaran seperti ini kini mulai terus bermunculan dan menjadi bahan kajian yang menarik baik oleh para aktivis maupun akademisi. Jika pemerintah mau mulai membuka diri dengan saling bertukar ide tentang pendidikan kepada para penggagas dan pelaku pendidikan alternatif maka bukan tidak mungkin model terbaik sistem pendidikan bisa dirumuskan dan dipraktikan demi terwujudnya kecerdasan bangsa. Dengan itu maka masa depan pendidikan Indonesia bisa dipastikan setapak demi setapak menuju masanya yang cerah dan mencerahkan.

pendidikan agama islam

  Pendidikan Agama Islam

1.1    Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a)    Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian pendidikan itu bermacam-macam, hal ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang dianut dan sudut pandang yang memberikan rumusan tentang pendidikan itu.

Menurut Sahertian (2000 : 1) mengatakan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan."


Sedangkan Ihsan mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya (Ihsan, 1996 : 1)

Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti "usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam". (Zuhairani, 1983 : 27)

Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka (Drajat, 1992 : 25-28).

Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993 : 65).

Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995 : 139)

Para ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah :
  1. Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
  2. Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.
  3. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)
  4. Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005 : 45)

Dari batasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup di dunia.

Adapun pengertian lain pendidikan agama islam secara alamiah adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat, pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah”

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga harus berlangsung secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.

b)    Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum peneliti mengemukakan tujuan Pendidikan Agama tersebut terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab tujuan pendidikan itu adalah identik dengan tujuan hidup manusia.
Dari uraian di atas tujuan Pendidikan Agama peneliti sesuaikan dengan tujuan Pendidikan Agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut :

1)    Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003

Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan Agama bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik supaya menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama itu.

Menurut Abdul Fattah Jalal tujuan umum pendidikan  Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hambah Allah, ia mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip surat at-Takwir ayat 27. Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah adalah beribadah kepada Allah, ini diketahui dari surat al-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi :

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S al-Dzariyat, 56)

2)    Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.

Tujuan khusus pendidikan seperti di SLTP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjawukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat (Riyanto, 2006 : 160).

Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang pancasilis dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1.2     Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak
a.    Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqa’id. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qada’dan qadar.
b.    Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululah Saw.
Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari 
  • Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat
  • Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa, utang-piutang, wakaf.
  • Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam
Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina, merampok, mencuri dan minum-minuman keras. Sedangkan jinayat adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang, memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat berlaku qishas yaitu “hukum balas”
  •  Khilafat (pemerintahan/politik islam)
  • Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan tawanan).
  • Akhlak/etika
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran”.

Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim.

Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Amin, 1975 : 3)

Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya  dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk.

Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan berdampak setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri  khas perempuan seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat al-Ahsab di atas.

1.3    Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Kehidupan

Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama dan sangat dibutuhkanya agama oleh manusia. Tidak saja di massa premitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah demikian maju.

Berikut ini sebagian dari bukti-bukti mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
a.    Agama merupakan sumber moral
Manusia sangatlah memerlukan akhlaq atau moral, karena moral sangatlah penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang membedakan manusia dari hewan. Manusia tanpa moral pada hakekatnya adalah binatang dan manusia yang membinatang ini sangatlah berbahaya, ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri.

Tanpa moral kehidupan akan kacau balau, tidak saja kehidupan perseorangan tetapi juga kehidupan masyarakat dan negara, sebab soal baik buruk atau halal haram tidak lagi dipedulikan orang. Dan kalau halal haram tidak lagi dihiraukan. Ini namanya sudah maehiavellisme. Machiavellisme adalah doktrin machiavelli “tujuan menghalalkan cara kalau betul ini yang terjadi, biasa saja  kemudian bangsa dan negara hancur binasa.

Ahmad Syauqi, 1868 – 1932 seorang penyair Arab mengatakan “bahwa keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh akhlak, jika akhlak telah lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu”.

Dalam kehidupan seringkali moral melebihi peranan ilmu, sebab ilmu adakalanya merugikan. “kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia kepada kebiadapan”

Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Alexis Carrel seorang sarjana Amerika penerima hadiah nobel 1948 “moral dapat digali dan diperoleh dalam agama, karena agama adalah sumber moral paling teguh. Nabi Muhammad Saw di utus tidak lain juga untuk membawa misi moral, yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

W.M. Dixo dalam “The Human Situation” menulis “ Agama betul atau salah dengan ajarannya percaya kepada Tuhan dan kehidupan akherat yang akan datang, adalah dalam keseluruhannya kalau tidak satu-satunya peling sedikit kita boleh percaya, merupakan dasar yang paling kecil bagi moral”.

Dari tulisan W.M. Dixon di atas ini dapat diketahui bahwa agama merupakan sumber dan dasar (paling kuat) bagi moral, karena agama menganjurkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akherat. Pendapat Dixon ini memang betul. Kalau orang betul beriman bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan yang ada itu maha mengetahui kepada tiap orang sesuai dengan amal yang dikerjakannya, maka keimanan seperti ini merupakan sumber yang tidak kering-keringnya bagi moral. Itulah sebabnya ditegaskan oleh Rasulullah Saw.  Yang artinya : ”Orang mukmin yang paling sempurna imanya ialah orang mukmin yang paling baik akhlaqnya” (Riwayat Tirmizi)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, karena agama bersumber dari agama. Dan agama menjadi sumber moral, karena agama menganjurkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akherat, dan selain itu karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

b.    Agama merupakan petunjuk kebenaran
Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia ialah apa yang bernama kebenaran. Masalah ini masalah besar, dan menjadi tanda tanya besar bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Apa kebenaran itu, dan dimana dapat diperoleh manusia dengan akal, dengan ilmu dan dengan filsafatnya ingin mengetahui dan mencapainya dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak lain juga untuk mencari jawaban atas tanda tanya besar itu, yaitu masalah kebenaran.

Tetapi dapat disayangkan, sebagaimana telah disebutkan dalam uraian terdahulu, sebegitu jauh usaha ilmu dan filsafat untuk mencapai kemampuan ilmu dan filsafat hanyalah sampai kepada kebenaran relatif atau nisbi, padahal kebenaran relatif atau nisbi bukanlah kebenaran yang sesungguhnya. Kebenaran yang sesungguhnya ialah kebenaran mutlak dan universal, yaitu kebenaran yang sungguh-sungguh benar, absolut dan berlaku untuk semua orang.

Tampakya sampai kapanpun masalah kebenaran akan tetap merupakan misteri bagi manusia, kalau saja manusia hanya mengandalkan alat yang bernama akal, atau ilmu atau juga filsafat (Demoikritas, 2004 : 360-460)

Kebenaran itu dalam sekali letaknya tidak terjangkau semuanya oleh manusia. Penganut-penganut sufisme, yaitu aliran baru dalam filsafat Yunani yang timbul pada pertengahan abad ke-5 menegaskan pula”. Kebenaran yang sebenar-benarnya tidak tercapai oleh manusia.

Kemudian Bertrand Rossel seorang Failosuf Inggris termasyur juga berkata “apa yang tidak sanggup dikerjakan oleh ahli ilmu pengetahuan, ialah menentukan kebajikan (haq dan bathil). Segala sesuatu yang berkenaan dengan nilai-nilai adalah di luar bidang ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya “Sesungguhnya telah kami turunkan al-Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran agar kamu memberi kepastian hukum di antara manusia dengan apa yang telah ditunjukkan oleh Allah kepadamu” (an-Nisa’, 105)

c.    Agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika
Prof Arnoid Toynbee memperkuat pernyataan yang demikian ini. Menurut ahli sejarah Inggris kenamaan ini tabir rahasia alam semesta juga ingin di singkap oleh manusia. Dalam bukunya “An Historian’s Aproach to religion” dia menulis, “ Tidak ada satu jiwapun akan melalui hidup ini tanpa mendapat tantantangan-rangsangan untuk memikirkan rahasia alam semesta”.

Ibnu Kholdum dalam kitab Muqaddimah-nya menulis “akal ada sebuah timbangan yang tepat, yang catatannya pasti dan bisa dipercaya. Tetapi mempergunakan akal untuk menimbang hakekat dari soal-soal yang berkaitan dengan keesaan Tuhan, atau hidup sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan atau soal-soal lain yang luar lingkungan akal, adalah sebagai mencoba mempergunakan timbangan tukang emas untuk menimbang gunung, ini tidak berarti bahwa timbangannya itu sendiri yang kurang tepat. Soalnya ialah karena akal mempunyai batas-batas yang membatasinya.
Berhubungan dengan itu persoalan yang menyangkut metafisika masih gelap bagi manusia dan belum mendapat penyelesaian semua tanda tanya tentang itu tidak terjawab oleh akal.

d.    Agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik dikala suka maupun di kala duka
Hidup manusia di dunia yang pana ini kadang-kadang suka tapi kadang-kadang juga duka. Maklumlah dunia bukanlah surga, tetapi juga bukan neraka. Jika dunia itu surga, tentulah hanya kegembiraan yang ada, dan jika dunia itu neraka tentulah hanya penderitaan yang terjadi. Kenyataan yang menunjukan bahwa kehidupan dunia adalah rangkaian dari suka dan duka yang silih berganti.

Firman Allah Swt yang artinya : “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian, dan engkau kami coba dengan yang buruk dan dengan yang baik sebagai ujian” (al-Ambiya, 35).

Dalam masyarakat dapat dilihat seringkali orang salah mengambil sikap menghadapi cobaan suka dan duka ini. Misalnya dikala suka, orang mabuk kepayang da lupa daratan. Bermacam karunia Tuhan yang ada padanya tidak mengantarkan dia kepada kebaikan tetapi malah membuat manusia jahat. (Shaleh, 2005: 45)

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap yang salah juga sering dilakukan orang sewaktu di rundung duka. Misalnya orang hanyut dalam himpitan kesedihan yang berkepanjangan. Dari sikap yang keliru seperti itu dapat timbul gangguan kejiwaan seperti lesu, murung, malas, kurang gairah hidup, putus asa dan merasa tidak berguna bagi orang lain. Pendidikan Agama Islam
Daftar Pustaka
Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.
Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad, 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Riyanto, Yatim. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), IKAPI : Universiti Press.
Shaleh, Abdul, Rahman, 2005.  Pendidikan Agama dan Pembangunan Untuk Bangsa.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.