Pendidikan di Tahun 2030 : Open Source dan Berbasis Komunitas
Pendidikan di Tahun 2030 : Open Source dan Berbasis Komunitas
Oleh : Mei Chua (Hacker, Member Red Hat’s Community Architecture team)
OpenSource.Com – Saya
ingin berdiskusi tentang bagaimana pendidikan akan terlihat pada 20
tahun yang akan datang. Saya pikir, pada tahun 2030, sekolah-sekolah
kita akan meniru komunitas Open Source.
Coba perhatikan beberapa proyek Open
Source utama : Fedora, Mozilla, bahkan Python. Perhatikan dengan
seksama. Begitulah jurusan Ilmu Komputer anda, mata kuliah karya tulis
teknik anda, jurusan rekayasa perangkat lunak anda dan jurus informatika
anda. Di beberapa tempat, bahkan itu sudah diterapkan. Sekarang
bayangkan bahwa mereka adalah tambahan untuk jurusan-jurusan lain.
Sekolah seni, Jurusan Film, Sekolah Dokter Hewan, atau jurusan yang
tidak populer semacam orang-orang yang mempelajari puisi-puisi Yunani.
Apa yang akan terjadi ?
Mari mulai
pada tahap awal : Penerimaan Siswa. Walaupun telah banyak sistem
penerimaan yang dianggap sukses setidaknya di tiga sekolah (SMA, Kampus
dan kini tempat saya mengambil gelar PhD pertama), saya tidak pernah
mengerti betul bagaimana proses penerimaan yang sesungguhnya. Sekolah
akan meminta anda untuk membuktikan potensi yang anda miliki sebelum
mereka mengizinkan anda menjadi bagian dari mereka. Masalahnya adalah,
saya tidak yakin apakah memecahkan masalah aljabar di SAT adalah alat
prediksi yang relevan jika – misalnya – anda ingin menjadi seorang
dokter gigi profesional, atau apa hubungan antara nilai sejarah anda
yang tinggi dengan kesuksesan anda sebagai pengacara. Saya telah
bertanya kepada rekan-rekan dari industri dan tebak apa jawab mereka ?
Mereka tidak pernah bertemu dengan kustomer yang bertanya bagaimana
memecahkan teorema Pythagoras sebelum menyetujui suatu kontrak.
Saya ditunjukkan beragam nilai dan test
yang dianggap berhubungan dengan hal-hal penting semacam kecerdasan dan
motivasi. Tapi mengapa harus memberikan mainan anak-anak untuk
menunjukkan kecerdasan dan motivasi ? Anda tidak merekrut seseorang
untuk memecahkan masalah mainan, anda merekrut orang untuk memecahkan
masalah yang sebenarnya. Mungkin saja memecahkan masalah mainan adalah
alat prediksi yang bagus tentang bagaimana anda dapat memecahkan masalah
sebenarnya, tapi saya berpendapat bahwa memecahkan masalah nyata adalah
alat prediksi yang lebih baik untuk memperkirakan berapa baik anda
dapat memecahkan sebuah masalah sebenarnya.
Itulah mengapa saya menunjuk ke open
source, karena ia merupakan perbandingan yang bagus untuk sistem-sistem
penilaian yang ada. Selain itu di dalam komunitas open source, tidak
sekedar diasumsikan bahwa anda dapat membuat perbedaan, tapi diharapkan
anda AKAN membuat perubahan.
Komunitas Open Source percaya bahwa
potensi hanya bisa terbukti ketika dia bermanfaat. Dalam dunia Open
Source, anda tidak membuktikan bahwa anda dapat melakukan sesuatu, tapi
anda harus melakukannya, kemudian pembuktian bahwa anda mampu akan
mengiringi saat anda selesai melakukannya. Sumber untuk belajar dan
melakukan sesuatu tersedia bahkan sebelum anda bertanya tentangnya.
Tidak ada proses pendaftaran bagi setiap
orang, yang ada hanya keterlibatan. Ini adalah sebuah mentalitas
kelimpahan. Apa biaya yang harus anda keluarkan bagi komunitas untuk
mencoba ? Tanggung jawab pembelajaran ada pada tangan anda sendiri,
orang lain dapat dan seringkali membantu anda, tetapi mereka tidak
berkewajiban untuk itu. Konten dan kode, dan bahkan perangkatnya,
tersedia bebas, dan waktu yang ingin anda habiskan untuk belajar
terserah pada diri anda sendiri.
Ketika sumber daya bersifat langka dan
mahal, adalah hal yang masuk akal untuk mengontrol akses pada sumber
daya itu. Anda tidak akan menyia-nyiakannya. Tetapi data, informasi dan
perangkat untuk belajar, bereksperimen dan bereskplorasi – saat ini
tidaklah lagi langka dan mahal. Kita tidak harus merekam ceramah, atau
menyalin tulisan tangan yang panjang, atau bahkan membawa ensiklopedia
dari kota ke kota yang lain. Kita dapat melakukan hal itu, tapi kita
tidak harus melakukannya untuk mengakses dan mentransfer informasi
tersebut. Menyimpannya di flashdisk adalah perangkat transfer data
terbaik dibandingkan dibalik tengkorak manusia. Dapatkah saya menulis
sebuah script Python yang mengurutkan database semantik lebih cepat
daripada data yang saya bisa dapatkan dari Wikipedia ? Revolusi
informasi sudah terjadi – atau setidaknya pada sebagian teknologinya.
Dan kini kita sedang berjuang untuk mengejar ketertinggalan kemampuan
berfikir dan mengajar yang kita miliki.
Guru bukan lagi sebuah “leher botol”,
penjual dan penyedia informasi. Ini tidak membuat mereka kemudian
menjadi usang. Hal ini justru membuat mereka menjadi jauh lebih penting
sebagai pemandu yang akan membantu kita untuk memahami kekayaan data
yang tersedia bagi kita. Kini sekolah dan perpustakaan bukanlah
satu-satunya tempat dimana anda dapat menemukan materi pembelajaran
berkualitas, karena ia sudah berubah dari tempat berkumpul untuk
mendapatkan informasi menjadi tempat berkumpul bagi para pembelajar.
Tetapi belajar dapat – dan telah
dilakukan diluar hubungan guru – murid. Itulah yang selama ini
dilakukan, tetapi tidak bisa melakukan pembelajaran dengan cepat, tidak
mendalam dan tidak seluas saat ini. Mengapa kita bahkan ingin mengatakan
siapa yang dapat dan tidak dapat mempelajari sesuatu ? Jika perangkat
dan pengetahuan bersifat terbuka dan bebas untuk diakses, seperti di
komunitas open source, adalah bukan hal yang merugikan untuk membiarkan
orang lain mencobanya. Sekali lagi, ini adalah mentalitas kelimpahan.
Ketika anda berhenti khawatir akan kehabisan sumber daya, anda dapat
mulai peduli pada orang-orang.
Dan anda tahu ? Beberapa orang akan
gagal. Saya berharap mereka gagal. Itulah bagaimana anda belajar.
Hamparan informasi yang ada saat ini penuh dengan hal-hal yang salah,
ilmu pengetahuan yang keliru dan fakta-fakta yang tidak tepat. Tapi itu
tak mengapa. Hal tersebut mengajarkan kita untuk menjadi kritikus yang
baik, mengajarkan untuk mengevaluasi data yang kita dapat, dan
menentukan apakah data tersebut benar atau tidak. Kita akan berupaya
memverifikasi sumber kita. Ini adalah skil penting di era informasi saat
ini.
Dan intinya adalah, komunitas open source
telah menemukan cara untuk membuat orang-orang gagal dan gagal lagi.
Untuk memaklumi kesalahan yang mereka buat. Mereka belajar dari
kesalahan-kesalahan yang dilakukan – bahkan yang diulangi – dan ketika
mereka berhasil melakukan sesuatu, usaha yang telah mereka lakukan lebih
besar daripada kesalahan yang dilakukan. Dan saya ingin sekali melihat
lebih banyak sekolah dan perusahaan yang memperkenankan orang-orang
untuk melakukan hal yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar